Akhirnya selesai juga perjuangan enam bulan ASI eksklusif nya Kail. Tentu saja dengan banyak drama dan kebodohan. Haha.
Berbeda dengan waktu Abra kemarin, saya sedang bekerja saat hamil Kail, jadi sudah sangat sadar bahwa saya harus menabung ASIP untuk Kail saat saya kerja nantinya.
Kalau Abra dulu, setiap hari saya harus kejar-kejaran produksi ASIP. Yang ketar-ketir si Pancit tentunya, karena dia yang harus jagain Abra dan memastikan anaknya ga akan kekurangan ASIP sebelum mamaknya pulang. Kasian.
Berbekal dari kesadaran itu, saya pun mulai untuk menabung ASIP setelah Kail berusia sekitar satu bulan. Kenapa begitu? Ya berharap ada yang ngasih kado pompa ASI, ternyata ga ada #eh.
Keniatan itu pun dipertegas dengan penyewaan kulkas. Supaya termotivasi ala mamak-mamak instagram. Alhamdulillah saat saya mulai masuk kerja, beberapa bagian kulkas sudah terisi dengan persediaan ASIP (ga ingat untuk foto saat kulkas masih terisi. Sedih).
Saya pun masuk kerja dengan tenang. Memompa ASI dengan cukup santai. Terlalu santai bahkan, hingga besar pasak daripada tiang.
ASI yang saya pompa sehari-hari tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ASIP Kail keesokan harinya. Walhasil persediaan di kulkas pun terus menerus terkikis. Hingga akhirnya habis satu hari sebelum Kail berusia enam bulan. UYEAH. Mulai dari nol ya bu!
Haha. Tapi ga pa pa lah ya. Seenggaknya berhasil sampai enam bulan, maka saya pun lumayan pede buat berbagi perlengkapan yang saya pakai untuk bertahan selama enam bulan ini.
(Kalau strategi ASIP nya ya saya mah ga sanggup berbagi, wong berakhir dengan miris)
Marish Mirella Plus
Pada masa Abra dulu, saya adalah pengguna setia Spectra 9+. Saya tipe pengguna double pump dengan alasan supaya cepat aja. Harus mompa satu-satu kok kayaknya lama banget ya.
Nah, pas kemarin pilih-pilih pompa sebenarnya sudah akan beli Spectra yang sama lagi, tapi kok kayaknya penasaran sama si Malish ini, ya sudahlah, mari kita coba.
Meski sama-sama double pump, Malish Mirella ini punya dua mesin, jadi kita bisa atur kekuatan pompa yang berbeda untuk payudara kiri dan kanan. Hanya kekuatannya saja ya yang berbeda. Kalau mode nya tetap harus sama.
Di antara berbagai fitur nya, perbedaan kekuatan pompa ini ternyata lumayan sering saya pakai. Penyebabnya tentu saja puting lecet yang hastagaaaah mayan sering juga ya. Hhhhh..
Saya agak tertipu sih beli si Malish ini (tertipu karena ga baca mendetil). Jadi disebutkan kalau pompanya seukuran telapak tangan. Awalnya saya ngebayangin itu bakal sebesar Spectra 9+ yang kecil binti compact itu. Ternyata pompa Malish ini lumayan besar. Memang sih seukuran telapak tangan, tapi lumayan tinggi dan berat.
Tapi, sekali lagi, lumayan terhibur karena bisa beda kekuatan pompa itu. Akhirnya ga jadi dijual lagi. Haha.
Botol Spectra
Kenapa ada botol Spectra nyempil di sini? Apakah saya ga bisa move on? Jadi gini, botol defaultnya Malish itu 120mL. Setelah saya rajin memompa sekitar satu bulanan, dalam 15 menit saya bisa mendapatkan lebih dari itu. Karena terlalu malas untuk mindahin ke kantong ASI dulu baru lanjut lagi, akhirnya saya pun memutuskan untuk ganti botol.
Sempat nyari-nyari dan sedikit kebingungan botol mana yang sesuai dengan ulir nya si Malish ini. Saya sempat mencoba dot Pigeon dan itu ga sesuai ulirnya dengan si Malish. Pencarian saya berakhir setelah bertanya ke salah satu seller Shopee yang juga menyewakan pompa ASI (lupa banget nama toko nya apa, sudah cari message nya tapi ga ketemu, huhu, padahal orangnya baik banget).
Katanya pompa Malish bisa pakai botol Spectra atau Avent. Maka saya pun langsung dengan pede membeli botol Spectra.
Botol Spectra ga perlu review apa-apa lah ya. Botol aja. Bisa dipakai. Dah.
Kantong ASI Malish dan BKA
Saat membeli pompa ASI Malish, saya pun juga membeli kantong ASI Malish. Alasannya receh lah pastinya, lucu ada gambar binatangnya. Haha.
Kantong ASI Malish ini ada dua ukuran kalau ga salah ingat, 100 mL dan 180 mL. Desain kantongnya warna-warni dan tidak transaparan. Saya hanya membeli satu kali dan memutuskan untuk tidak beli lagi karena kantongnya yang tidak transparan itu.
Kalau ASI sudah dimasukkan kulkas kan terlihat tuh ASI nya terpisah jadi dua bagian, yang terlihat lebih cair dan lebih kental. Nah, karena kantong ASI nya tidak transparan, jadi saya tidak bisa melihat itu, dan entah kenapa jadi ga seru aja. Haha. Sekali lagi, receh.
Saya pun mencari kantong ASI lainnya. Awalnya mau beli Gabag seperti pas zaman Abra kemarin, tapi demi mecoba sesuatu yang baru, pilihan pun dijatuhkan pada BKA.
BKA punya tiga pilihan ukuran, 100, 120, dan 200 mL. Saya suka kantong ASI BKA ini, plastiknya tebal, double zipper, dan tempat untuk nulis keterangannya enak banget. Agak keset-keset gimanaaaa gitu, jadinya ga gampang belepotan tinta pulpennya.
Avent Breast Milk Container Cup
Kantong ASI BKA itu ternyata harganya agak di atas rata-rata ya. Mamak miris. Haha.
Untuk pola pemberian ASIP, saya memberikan yang dipompa kemarin untuk keesokan hari, jadi Last In First Out (LIFO), tapi karena besar pasak daripada tiang, maka saya pun hampir setiap hari selalu mengeluarkan pasokan dari freezer. Nah, untuk yang dari freezer nya ini saya menerapkan First In First Out (FIFO).
Karena kebanyakan ASIP nya diminum langsung di keesokan hari, maka saya pun mulai mencari tempat ASIP yang bisa dipakai berulang kali.
Awalnya kepikiran botol kaca botol kaca itu. Tapi kok ya kecil banget, terus banyaknya botol bekas, terus tutup karetnya kayak gimana ya, hmmm, kayak dekil gitu warna abu-abu #gapentingbangetinisumpah. Haha.
Suatu hari lagi main-main ke jd.id, ada sale si Avent Breast Milk Container ini. Harganya jadi cuman 50 ribuan kalau ga salah. Tapi saya ga beli waktu itu. Menyesal. Haha. Baru benar-benar beli setelah niat mau pakai yang bisa dipakai berulang itu, sekitar satu bulan kemudian, jadilah dapat harga yang lebih mahal. Ternyata sale di jd.id beneran. Huhu.
Enaknya si Avent ini kan dia bentuknya gelas ya, jadi nyucinya gampang banget. Cuma butuh spons cuci biasa aja, ga perlu beli yang aneh-aneh. Bisa langsung disambung ke pompa juga, karena dia ada connectornya.
Si Avent ini saya pakai kalau saya mompa di rumah dan yang ASIP nya ga akan masuk freezer. Haha. Hasil pompa di kantor tetap disimpan di kantong ASI BKA, karena malas bawa-bawa gelas, ga muat cooler bagnya.
Cooler Bag Natural Moms
Untuk cooler bag saya ga ada beli backpack khusus untuk cooler bag, semacam Gabag gitu. Kenapa? Ya ga ada yang sesuai aja modelnya sama saya. Haha.
Saya pakai cooler bag Single Frio dari Natural Moms. Kenapa? Karena cari yang paling kecil, tapi kira-kira bakal muat peralatan pompa saya dan hasil mompa selama di kantor.
Kenapa pompanya ditaro di cooler bag juga? Karena saya cuma cuci pompa sehari sekali aja. Jadi pompanya harus ikut dingin, supaya ASI di pompa nya ga basi.
Memang bukan tipe ibu-ibu rajin saya mah. Haha
Panjang juga ya reviewnya. Sekian dan terima kasih.