Susah Amat Milih Sekolah?!

group of small school kids walking together

Beberapa kali saya mendengar kalimat ini dari beberapa teman yang kayaknya gemes karena saya ga nemu-nemu sekolah yang diinginkan.

Yaaaaa, mon maap nih ibuk-ibuk bapak-bapak, saya mah milih pulpen aja bisa sebulan, apa lagi milih sekolah anak kan. Orang plin plan kayak saya ini bisa mati kejang sebenarnya 🤣

Sesungguhnya ini bukan pertama kalinya saya memilih sekolah buat anak. Ini adalah KALI KETIGA dalam beberapa tahun terakhir memilih sekolah untuk Abra.

Hhhhhhh.. Melelahkan sekali yaa kalau diingat-ingat. Tapi yaaa nggak pa pa. Semoga jadi pelajaran.

APANYA YANG JADI PELAJARAN?! DAH KETIGA KALI MASIH AJA BIKIN RIWEUH SEMUA ORANG??!!

Malah kali ini yang paling riweuh kayaknya mah, karena kan yang sekarang ini untuk pindahan, jadi kadang dah dapat yang kayaknya oke, tapi tidak ada kuota pindahannya. Astaghfirullah. Ya Allaaaaah..

Apa sih sebenarnya yang membuat memilih sekolah ini berat buat saya?

Ga ada batas geografis.

Hah?! Gimana gimana?!

Alhamdulillah, rumah kami masih ngontrak. Dari awal memang diniatkan begitu karena mau ngikut saja sekolah anak di mana, di dekat sana lah kami akan tinggal.

Tapi ternyata, ini lumayan jadi buah simalakama, karena berarti pilihannya jadi jauh lebih banyak. Hahaha.

Yang artinya bagi saya si overthinking, endless nights reading reviews trying to find whatever small mistakes / benefits that the schools have.

Bukan berarti nyari sekolahnya se-Indonesia raya merdeka merdeka banget juga, cuma yaaa mungkin agak sedikit lebih luas dari yang biasanya orang lain alami.

Yaaa nggak pa pa, semoga penderitaan ini berbuah bahagia buat para bocah di sekolah.

Lalu apa saja sih kriteria sekolah yang saya cari?

  • bukan bayaran sultan (mon maap nama belakang masih bukan bakery atau rapi 💃)
  • ga ada PR (dah nyobain, anak saya ternyata ga doyan PR, apalagi yang makan waktu lama)
  • nggak banyak mata pelajaran (ini beda-beda cara sekolah “ngakalinnya”, tapi bisa tercapai)
  • islami, supaya anak termotivasi lebih relijius sejak dini
  • banyak buat projects, yang maksudnya pemahamannya bukan hanya lewat buku dan cerita
  • banyak kegiatan yang “ga nyambung” dengan sekolah formal yang biasa kita pikirkan

Yang terakhir itu kriteria yang “loose” banget karena akhir-akhir ini banyak yang pake kurikulum yang jarang didengar (atau baru saya dengar), jadi bisa mengenal hal-hal baru juga.

Menurut pengalaman saya yang baru tiga kali nyari sekolah ini, menentukan kriteria sekolah itu ternyata nggak se-saklek yang saya bayangkan. Tiga kali saya nyari sekolah, untuk jenjang yang kurang lebih sama, untuk anak yang sama, tapi ternyata prioritas kriterianya bisa berbeda 😅

Jadi ini mengantarkan saya pada kriteria yang terakhir yaitu kemampuan sekolah untuk beradaptasi dengan rasa penasaran anak.

KENAPA SEKOLAHNYA YANG ADAPTASI?!

Ya karena di rumah anak saya sudah lelah menghadapi saya. HAHAHAHAHA.

Tapi yaaa seriusannya adalah, bagi saya, bagi kamu bisa jadi beda loh! Ga pa pa loh beda! Saya kan ga maksa. Ya santai aja lah.

Enam tahun adalah waktu yang sangat panjang bagi anak untuk dilalui “tanpa ada perubahan”.

Wuooooh, kalimat di atas baru saya pikirkan sambil menulis ini. Haha. Melihat perkembangan Abra dalam beberapa tahun terakhir, perubahan ternyata bisa jadi bukan hal yang buruk. Perubahan bisa jadi membuka pintu yang lain. Perubahan ternyata nggak selalu berarti hal baru, perubahan bisa jadi kembali ke yang lama.

Sekolah yang saat ini cocok untuk anak, belum tentu cocok untuk dia di tahun depan, atau dua tahun lagi. Sekolah yang saat ini memberikan peluang untuk bertumbuh yang paling besar, bisa jadi menghambat perkembangan anak di kemudian hari. Dan sebaliknya, sekolah yang nggak kita lirik kemarin, bisa jadi malah yang cocok untuk dia sekarang.

Kalau kata teman saya, “anak kecil itu resilient lho.” Batasnya sampai mana, jangan tanya saya, jangan tanya teman saya juga – saya sudah tanya, dia nggak tahu. But I think it’ll be nice if we introduce change every now and then to our kids, because they are not as lazy as we are 💃

Makanya saya mencari sekolah yang bisa adaptasi dengan pertumbuhan anak saya, karena saya belum bisa mindahin sekolah sesukanya tanpa mikirin uang pangkal ya kaaaan…

Ini tulisan awalnya di mana, akhirnya di mana ya.. Hahaha.. Yo wes nggak pa pa. Yang penting nulis dulu. Seperti biasa, jangan berharap kesimpulan dalam tulisan saya, apalagi pesan moral.

Leave a Reply