Sejak masih tinggal di Turki, saya sudah pengen banget nonton tur-nya Pandji. Tapi ya ternyata jodohnya di Jakarta.
10 Desember 2016, saya nyamperin Pandji ke The Kasablanka Hall. Saya yang nyamperin Pandji, secara dia yang bikin karya. Lain kali lah dia yang nyamperin saya. Aamiin.
Tur kali ini bertajuk Juru Bicara. Karena katanya Pandji mau jadi Juru Bicara untuk mereka yang kurang terwakilkan, yaitu para turis di Tiongkok yang termehek-mehek di toilet karena harus nyiram buangan orang sebelumnya.
Selain itu Pandji juga mencoba untuk menjadi juru bicara bintang-bintang sirkus yang keahliannya ga terpakai di kampung masing-masing, gajah yang kaget begitu balik dari toilet ternyata rumahnya sudah dijajah warga, Owa Jawa yang setia sampai tersiksa, ikan laut dalam yang kagetan tiap difoto, para ibu di Aksi Kamisan yang masih menjeritkan kepada presiden “MANA ANAK SAYA, PAK?!”, para cici dan koko yang “akan melakukan perjalanan panjang menuju neraka”, serta para presenter yang ga masuk dalam daftar presenter yang bisa naikin rating.
Tak hanya itu, Pandji pun menjadi seorang juru bicara yang mengajak orang-orang Indonesia untuk bisa berkarya dan tidak hanya sekedar menjadi kacung untuk karya orang lain. Pandji bahkan menawarkan salah satu barang khas Indonesia yang bisa dikaryakan untuk jadi produk kelas dunia: Daun Bungkus Papua. Penonton mau tahu?! (Cuma yang nonton Juru Bicara yang ngerti). Haha.
Menurut Pandji, salah satu trik supaya karya kita bisa terlihat adalah
sedikit beda itu lebih baik daripada sedikit lebih baik.
Sepertinya itu juga yang diterapkannya pada tur dunia Juru Bicara ini, dengan menjadi sedikit beda dari Mario Teguh.
Dengan rambutnya yang mulai menipis, membuat saya semakin merasa berada di kelas Mario Teguh saat mendengarkan Pandji bicara tentang karya. Dan sejujurnya, memang itu yang saya rasakan selama menonton Juru Bicara, seperti berada di dalam kelas. Kelas yang lucu dan mengesankan, tapi tetap saja kelas.
Malah saya merasa mendingan diadakan di ruang kelas sekalian, jadi kursinya kayak di bioskop, jadi saya bisa langsung melihat Pandji dan bukannya terpaku ke big screen. (Iya, bisa beli tiket Platinum dan antri duluan biar duduk depan, da tapi kan saya belum punya karya, jadi aja kere cuma bisa beli Gold.)
Setelah baca #TriviaJBWT, ternyata yang saya rasakan memang benar,
Chunk "Berkarya" itu materi ngajar di kelas Loop Kepo. Bukan utk standup. Tiap ngajar sekelas ngakak mulu. Yaudah gue masukin #TriviaJBWT
— Pandji Pragiwaksono (@pandji) December 12, 2016
Materi-materi yang disajikan di Juru Bicara pun saya rasa tergolong cukup berat. Ga semua orang berada di halaman ensiklopedia yang sama, walhasil Pandji harus menjelaskan ini dan itu sebelum masuk ke joke-nya. Dan ini yang membuat saya merasa berada di dalam kelas dan sejujurnya sedikit bosan.
Di awal Pandji menggebrak dengan materi-materi ringan yang gampang dan gampang pula buat orang ketawa. Kemudian masuk materi berkarya, konservasi, dan HAM. Jeng jeng jeng. Kalau orang lain bilang 2,5 jam ga kerasa, saya mah kerasa banget, karena pas akhir-akhir ngerasa “iiiih mana lah ketawanya, kok ga seheboh testi orang-orang?”
Tapi, saya akui usaha Pandji untuk menerjemahkan materi-materi berat itu menjadi lucu dan layak dikenang itu luar biasa. Ya gimana ga luar biasa, TUR DUNIA gitu!! 24 KOTA 5 BENUA!!!!!
Di epilog Pandji bilang kalau dulu waktu pas kelas 3 SD, dia dapat ranking 30 dari 30 siswa. Tur dunia ini jadi pembuktiannya untuk Dipo dan Shira (kedua anaknya) bahwa semua mimpi mereka itu mungkin dicapai, karena toh lihat saja ayahnya yang pernah jadi yang terbawah, akhirnya menjadi orang Indonesia pertama yang tur dunia.
Sebagai anak yang selalu dapat ranking dari SD, SMP, SMA, bahkan sampai dapat medali olimpiade nasional, saya ga bisa relate sama perasaan Pandji yang terpuruk di kelas 3 SD. Haha. Tapi, sekarang dia sudah berjuluk Mr. World Tour dan saya masih bukan siapa-siapa. Jadi saya rasa, ini saat yang tepat untuk mengambil inspirasi dari si ranking 30.
Terima kasih sudah menginspirasi Mr. World Tour!
*standingovation
panji keren donk….saya cuma bisa nonton di tv..blm pernah langsung
Iya, asik ditonton, ngalir materinya meskipun banyak yang harus dijelasin dulu 😀
beruntung ya bisa datang
Iya 🙂 pre-season pertama langsung dulu-duluan beli tiket 😀
Huwaaaahhh aku belum punya kesempatan untuk ikutan.gabung di event-nya Pandji nih. Kemarin udah ngerengek eh tau taunya dapat tugas negara dari kantor. Hiiiiikkkssss.
Yaaah.. sayang sekali. Berburu DVD-nya mba 😀