“Opor ayam tuh harus pakai kentang, lengkap dengan sambal terasinya, dan ga lupa juga kerupuk putih!”, kata Pancit.
Jadi, Pancit ini ga bisa (ga bisa banget!!) makan dengan hanya satu lauk tersedia di depannya. Salah satu yang paling mendingan ya si opor itu. Paling mending karena hanya harus dilengkapi dengan kerupuk dan sambal terasi. Yep! Opor ayam dan sambal terasi! Ada yang pernah makan opor seperti itu?
Ga hanya opor, makanan yang lain pun harus disajikan dengan ga kalah lengkap! Semur ayam, misalnya. Pancit akan protes tanpa henti seandainya hanya semur ayam dan nasi yang terhidang di atas meja. “Semur ayam itu sudah sehidup semati sama kentang balado!”, protesnya. Yep! Semur ayam dan kentang balado! Dan kentang baladonya pun bukan kentang balado yang kentangnya besar – besar, tapi harus kentang yang tipis – tipis dan garing.
Sebagai seorang yang besar di keluarga yang sarapan, makan siang, dan makan malam selalu bertemu dengan SATU menu yang sama, pastinya hal ini sempat bikin saya sukses bete.
Tetapi, setelah sekian lama bersama, sekarang saya ga bisa lagi makan semur ayam tanpa kentang balado, apalagi opor ayam tanpa sambal terasi. Meskipun kombinasi itu terlihat aneh, tapi ternyata ENAK bro! 😀
[…] mba Liza missed sambal terasi so we brainstormed some food that goes well with it, including the opor ayam that I’ve mentioned before. The honor goes to complete set of Nasi […]
[…] ga suka makan makanan “kering”. Seperti yang sudah pernah saya tulis sebelumnya, Pancit ga bisa banget makan cuma satu lauk. Nah, masalahnya dengan ayam bakar adalah masak satu […]