Kalau ibu-ibu biasanya semangat melaporkan kemajuan tumbuh kembang anak di satu tahun pertamanya, kalau saya mah baru tertarik untuk menuliskannya sekarang. Bukan apa-apa, perkembangan anak selama satu tahun itu meskipun sangat pesat dan bisa membuat kita takjub – bayi kecil yang suara tangisnya mirip tikus mencicit tiba-tiba sudah mulai jalan keliling rumah – tapi yaa bagi saya agak membosankan untuk dituliskan. Haha. Malas lah intinya.
Sekarang di usia 18 bulan (1,5 tahun) tingkah polah Abra sudah beragam macam dan menurut saya layak untuk dikenang. Halah.
1. Lagu Gajah
Obsesi Abra sama gajah sih sudah cukup lama ya. Tapi di suatu subuh, dia pernah bangun dan lamaaaa banget tidurnya lagi. Di saat kita lagi bengong-bengong saja, out of nowhere dia nyanyi “Gajaaah… Gaaajaah.. Aaaa.. Ooo.. Aaaa.”
Kebayang kalau misalnya dia jadi penyanyi atau pencipta lagu gitu, terus ada trivia-nya ditulis:
Lagu pertama Abra yang berjudul gajah diciptakannya saat berusia 18 bulan.
Haha.
2. Suka nyanyi
Seperti bocah kebanyakan, Abra juga sudah menunjukkan ketertarikannya di dunia tarik suara. Kalau Pancit nyanyi, dia pun dengan sigap mengambil barang terdekat untuk dijadikan mic dan ikut bernyanyi.
Karena banyak menghabiskan waktu bernyanyi dan bermain untuk Pancit, maka Abra pun terinspirasi untuk membuat lagu “Ayah”. Ya, lagu kedua ciptaan Abra.
Ga cuma nyanyi, dia pun juga mulai suka joget-joget heboh. Kayaknya sih belajar dari sepupunya dan video Spiderman di Youtube.
3. Akrab dengan buku
Ambisi saya untuk memiliki anak yang rajin membaca mulai terlihat hasilnya. Terima kasih Pancit.
Lah kenapa terima kasih Pancit? Ya karena memang semua yang Abra bisa tuh ya dia belajarnya dari Pancit. Saya mah bagian ngikutnya aja. Atau bagian nyaranin ke Pancit. Haha.
Baca juga: Adu Cepat Antara Kesabaran dan Tingkah Anak
Abra dah mulai hapal isi buku kamus bergambar miliknya. Dan dia juga sering banget tanya-tanya “Ni? Ni?” Ga cuma itu, salah satu keuntungan dari kamus tuh ya gambar-gambarnya ada juga di dunia nyata. Kadang kalau memperkenalkan kata baru ke Abra, selain ditunjukkan bentuknya di dunia nyata, ditunjukkin juga halamannya di kamus. Malah, kadang dia yang menemukan gambarnya di dalam kamus.
Menurut saya sih kamus bergambar ini salah satu buku yang wajib dimiliki anak-anak.
Abra hampir ga pernah beli buku baru, banyaknya buku impor bekas, tempat-tempat beli buku impor bekas kayaknya layak dijadiin satu post sendiri yaa..
4. Narsis
Bocah ini juga sudah tahu kalau dirinya difoto atau direkam. Jadi setiap habis foto, dia pasti langsung bilang, “At, at” (lihat-red.). Aksi-aksi Abra yang paling sering masuk instagram stories tuh saat dia nendang bola, joget, nyanyi, atau bermain di luar.
Haha. Aktivitas kegemaran Pancit semua itu mah ya. Berhubung Abra juga seringnya main sama Pancit, jadi meskipun mukanya mirip saya, tapi jiwa sih ngikut bapaknya kayaknya ya.
5. Menirukan Bayi
Salah satu item di kamus bergambarnya tuh ada gambar bayi lagi merangkak. Jadi dia juga suka niruin itu, merangkak ke arah saya atau Pancit, terus bilang “Baby, baby”. Modus banget lah dia. Karena bayi yang merangkak itu pas sudah sampai harus dipeluk dan disayang-sayang. Modus beraaat.
Ga cuma menirukan gerakan-gerakan bayi, Abra juga sudah bisa diajak menirukan kata-kata yang kita ucapkan. Meski seringnya kata-katanya dikorting jadi cuma satu suku kata saja. Misalnya,
ni ni = uni
baba = abang
nda nda = bunda
is is = susu
dedes = basket (ini aneh lah -.-)
af = maaf
jejes = terima kasih
Hanya beberapa kata saja yang sukses dia ucapkan tanpa potong-potong, seperti ayah dan nenek. Abra juga masih kesulitan merangkai dua kata, misalnya saat kita bilang “maaf ayah” dia cuma menirukan “af” atau “ayah” saja.
Imbas dari tiru-meniru ini juga adalah dia mulai jago akting. Akting nangis tepatnya. Nangis kayak bayi, biar diperhatiin, atau dipelukin. MODUS.
6. Maaf, terima kasih, dan permisi
Di bulan ini juga Abra sudah dibiasakan mengucapkan maaf kalau menyakiti orang, terima kasih kalau diberikan sesuatu, dan permisi kalau lewat-lewat.
Mengajarkan terima kasih lumayan gampang, karena anaknya bahagia kan kalau dikasih sesuatu. Sekarang dia sudah biasa bilang “jejes” setiap dikasih sesuatu, bahkan kalau dia yang ngasih dia yang bilang “jejes” -.-
Kata maaf juga sudah lumayan sering diucapkan dengan kesadaran sendiri, tapi seringnya sih dia nangis dulu sebelum bilang maaf. Entah nangis karena ngeliat yang dilempar juga nangis, atau nangis sebel, atau apa entahlah. Tapi diusahakan kata maaf itu selalu terucap kalau dia berbuat salah.
Nah, permisi ini nih yang wassalam bubar jalan. Haha. Nyelonong aja anaknya injak-injak sana sini. Hhhh…
Demikianlah. Sampai jumpa bulan depan!
Kalau permisi, dia bilangnya apa mbak? 🙂
jijis mbak.. Hahaha. Masih kesusahan kalau yang ada huruf “s” nya. Ujung-ujugnya sama semua 😀