Saya suka banget sama yang namanya ulang tahun, well I like anything that includes chocolate cake and lots of presents. Mungkin itu juga sebabnya saya seneng banget temenan sama si temen baik saya yang nyiapin kado untuk tahun 2014 di tahun 2009!
Makanya juga saya suka banget sama Pancit. Soalnya dia suka ngasih hadiah, terutama kue-kuean dan es krim, dan selalu buat saya menantikan hari ulang tahun (masih ada 351 hari sebelum saya ulang tahun lagi).
Di hari ulang tahun saya kemarin dia membuat sebuah surprise trip ke Buyukada. Sebuah pulau di Istanbul, yang, jika kamu adalah pelajar, terletak 2 TL dari pelabuhan Kabatas (setara dengan 90 menit perjalanan dengan kapal milik pemerintah).
Pulau itu memang cukup mahsyur untuk orang-orang yang ingin piknik, bersepeda, dan melepas penat dari ramainya Istanbul. Jadi, seperti orang-orang kebanyakan, yang ga mau beli sepeda karena saat musim dingin tak akan terpakai, saya dan Pancit menyewa sepeda dan bertingkah seperti kakek nenek yang bahagia karena rumah akhirnya tenang, setelah diinvasi cucu-cucu yang berisik.
Bagaimana rasanya naik sepeda menyusuri pantai dan menanjaki perbukitan?
Cape. Tapi girang. Haha. Reaksi standar.
Kehidupan di pinggir laut ga jauh beda dengan kehidupan di Istanbul yang sesak manusia, tapi menanjak sedikit saja, kita akan bisa menikmati deretan rumah-rumah besar nan bagus yang, sayangnya, hanya dihuni sesekali oleh si empunya. Tak lupa tunjuk sana tunjuk sini, seraya berdoa, semoga bisa punya rumah layak kelak 😀
Apalagi hari itu udara cukup sejuk. Semilir angin saat bersepeda membuat kenangan masa kecil kembali ke ingatan. Sayangnya ingatan saya dengan sepeda berujung pada benjol dan beset #epicfail.
Bisa bersepeda dua-duaan, seperti orang tua yang sedang mencari rumah untuk menghabiskan masa pensiun memang terasa sangat romantis. Tapi, hati-hati, meleng sedikit saja kamu bisa terlibas oleh delman-delman yang kecepatannya sudah seperti hendak tinggal landas ke bulan. Mungkin dia sudah jauh tertinggal oleh si unta. #timcherrybelle (bagi yang tidak mengerti joke ini, harap segera hubungi chibi terdekat).
Selain bersepeda, kami juga sempat makan siang ala nelayan (baca: makan seafood). Rasa ikannya maknyusss! Mau tau apa yang lebih bikin maknyus? Harganya bro! Harganya membumi. Perut senang. Kantong senang. Saya pun senang.
Perjalanan 90 menit naik kapal terasa lama saat keberangkatan, namun saya bersyukur perjalanan itu cukup lama, karena di perjalanan pulang kami bisa tidur puas di kapal dan siap menjelajah kota untuk menikmati hadiah lainnya.
Maacih Pancit. Semoga kamu semakin rajin menraktir saya kue-kue enak. Woof woof!!