Marahin Anak Orang, Yes or No?

Aku sih yes.

Haha.

Bukan, bukan dendam atau apa. Ini marahinnya juga biar judulnya dramatis aja. Maksudnya sih ya paling sekitaran menegur atau mengingatkan ya. Apalagi kalau anaknya orang lain yang benar-benar ga kenal, tar tiba-tiba dia nodongin pistol ke anak saya gimana??! (Maap, kebawa drama-drama Amrik)

Tapi serius. Ada dua alasan mengapa saya merasa mengingatkan anak-anak orang lain ini penting banget.

1. It takes a village to raise a child

Ya, butuh satu kampung untuk membesarkan seorang anak. Karena kebayanglah betapa lelahnya ngikutin anak ke sana ke mari dengan energi mereka yang ga ada matinya. Karena seringnya ilmu kita ga seluas itu juga untuk menjawab semua rasa ingin tahunya. Karena akhlak perbuatan kita saja tidaklah cukup untuk dijadikan panutan mereka.

Mungkin bagi yang anaknya masih balita, seperti saya, terasa masih “gampang” untuk mengontrol kehidupan anak. Sehari-hari di rumah dijaga sendiri atau oleh orang terdekat dan terpercaya. Kalau main pun masih gampang diawasi.

Tapi banyak anak-anak di atas lima tahun yang mulai dipercaya orang tuanya untuk main sendiri. Untuk mencari tahu sendiri. Tanpa pengawasan. Di sinilah seharusnya orang-orang kampung bergerak. Sama-sama saling mengawasi.

Atau mungkin saat orang tua mereka lelah mengawasi, orang-orang kampung juga bisa bergantian “meronda” untuk menjaga anak-anak. Selawww, ga perlu beneran ada siskamling ibu-ibu kok 😛

Misalnya terlihat si anak buang sampah sembarangan, bolehlah ditegur dan diberi contoh yang benar. Atau bila ia sembarangan main di rumah yang sedang dibangun dan banyak puing-puing, bolehlah dialihkan ke tempat yang lain. Atau jika Anda sedang membaca di taman bersama anak, bolehlah bawa buku-buku lebih, agar bisa mengajak anak-anak lain. Atau jika sedang jalan-jalan di mal dan ada anak-anak bermain skuter di tempat yang tidak seharusnya, bolehlah diminta berhenti dan diajarkan cara asik menikmati mal yang lain tanpa harus mengganggu sesama pengunjung mal.

2. Kalau dibiarkan tetap menyebalkan, mereka akan nyusahin anak saya nanti

Ya, saya secemen itu.

Tapi saya percaya bukan hanya alam yang baik yang harus kita wariskan untuk anak-anak kita, tetapi juga teman-teman yang baik, komunitas yang baik, orang-orang yang baik.

Misalnya terlihat anak-anak SD laki-laki yang mengganggu seorang anak SD perempuan. “Ah biarkan saja, masih SD”. JANGAN DIBIARKAN!!! SEKALI LAGI, JANGAN DIBIARKAN!! Budaya mengganggu perempuan itu baiknya dimusnahkan jauh-jauh dari peradaban lah. Beri pengertian. Otak mereka menyerap dengan sangat efektif loh! Saya saja sering kali merasa takjub dengan apa yang bisa diserap dan dimengerti oleh anak saya dalam waktu singkat. Dan dia bahkan belum bisa berkomunikasi dengan lancar. The sexy brain.

Mungkin ya, mungkin, kalau dibiarkan tanpa pengertian dan bertemu dengan orang-orang yang salah, yang awalnya ganggu-ganggu perempuan itu bisa berakhir ke pelaku pemerkosaan. Sumpah ya, saya gerah banget sama pelaku pemerkosaan. Gerah juga sama sikap masyarakat yang kadang masih ikut merendahkan, menyepelekan, dan bahkan mengucilkan korban pemerkosaan. GRRR!!

Maap melenceng.

Tapi serius. Kita ga tahu hal-hal kecil mana yang akan mengarah ke hal-hal yang jauh lebih besar. Entah baik. Atau buruk.

Jadi menurut saya, ikut menegur dan mengingatkan anak-anak lain itu wajib hukumnya bagi semua orang. Ga tega? Minimal jadilah contoh yang baik.

Luangkanlah waktu di sela-sela kesibukan bersama anak untuk melihat anak tetangga. Karena mereka juga akan memberi pengaruh kepada anak yang sudah susah payah kita jaga ini. Ajarkan anak berbagi apa yang dimilikinya dengan orang lain. Tapi jangan sampai mau dikadalin yaaa…

12 Replies to “Marahin Anak Orang, Yes or No?”

  1. Wajar ya kalau usia anak yg sudah mengerti komunikasi. Ada juga lho yg marah2 sama bayi. Dan aku berdoa semoga dia dikaruniai anak yg diem sediem2nya. Hihihii

    1. Ya, semoga anak-anak mereka anteng-anteng…

  2. So pasti aku gak bakalan marahin anak orang. Tapi bilangin Baek Baek aja. Hehe

    1. memang demikianlah maksudnya 🙂

  3. bener banget mba..saya memang agak nyinyir juga..tapi karena peduli…lihat anak anak main korek api saya ingatkan..toh klu nanti kebakaran yang rugi sekomplek. memang kadang mereka ga suka, tapi sebagai orang dewasa kita wajib mengingatkan

    1. Nah itu, kadang orang lain tuh ngediemin saja, “asalkan bukan anak gue”. Padahal mah bisa jadi merugikan banyak orang juga nantinya..

  4. kalao dia emang salah ya harus di marahin, masak salah tidak dimarahin… ya kita beri nasehat dikit2 gitu..

  5. Kalau saya lihat sikonnya mbak..Disinikan anak2 kalau dibilangin agak sedikit susah ya..jadi mendingan lapor ke orang tuanya..biar mereka yang negur…kalau di tempat umum biasanya saya marahin langsung hi hi hi

    1. Hahaha.. Enaknya kalau di tempat umum ya mba..

  6. Palingan si sekedar bilang : hus jangan gitu… kalau marahin beneran saya belum pernah tapi kalo saya pelototin pernah Mel :p malah anaknya lebih takut kena pelototan saya hehehe

    1. Hahaha.. Salah satu strategi Pancit tuh dipelototin. Apalagi dia matanya besar, jadi dah langsung nunduk anak-anak mah. Haha

Leave a Reply